Monday, August 25, 2008

Ramadhan

10 Indikasi “Gagal” Meraih Keutamaan Ramadhan

Oleh : Herlan Firmansyah (Yang Sedang Memperbaiki Diri)

“Berapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga… (HR.Bukhori dan Muslim).

H

adis di atas selayaknya membangkitkan kewaspadaan kita untuk menjauhi dan tidak terjerembab didalamnya. Apalah artinya berpuasa jikalau hanya sebatas meninggalkan kering pada kerongkongan dan menahan rasa lapar di dalam perut ?. Point-point berikut kiranya dapat menjadi bahan renungan hingga kita dapat menjalani puasa yang berkualitas serta dapat lulus dari madrasah Ramadhan tahun ini :

Pertama, ketika kurang optimal melakukan “warming up” dengan memperbanyak ibadah sunnah di bulan sya’ban.Ibarat sebuah mesin, memperbanyak ibadah sunnnah di bulan sya’ban berfungsi sebagai pemanasan bagi ruhani dan fisik untuk memasukai bulan ramadhan.Berpuasa sunnah, memperbanyak ibadah shalat, tilawah Al Qur’an sebelum Ramadhan akan menjadikan suasana hati dan tubuh kondusif untuk pelaksanaan ibadah di bulan puasa. Dengan begitu, puasa, ibadah malam, memperbanyak baca Al qur’an, berdzkiri, taqarrub kepada Allah menjadi lebih lancar.

Mungkin, itulan hikmahnya kenapa Rasulullah saw dalam hadist riwayat Aisyah disebutkan paling banyak melakukan puasa di bulan sya’ban. Bahkan sejak bulan Rajab, dua bulan menjelang Ramadhan.beliau sudah mengjaarkan do’a kepada para sahabatnya “ Allahummag Bariklana Fi Rajaba Wa Sya’bana Wa Baligna Ramadhan”. Rasulullah ingin menkondisikan jiwa dan fisik mereka untuk sipa menerima kehadiran tamu agung bulan Ramadhan.

Kedua, ketika target pembacaan Al qur’an yang dicanangkan, minimal satu kali khatam tidak terpenuhi selama bulan ramadahan. Pada bulan Ramadhan pembacaan al qur’an merupakan bentuk ibadah tersendiri yang sangat dianjurkan. Kenapa minimal harus dapat mengkhatamkan satu kali sepanjang Ramadhan ? karena memang itulah target minimal yang diajarkan Rasulullah saw. Ketika Abdullah bin Umar bertanya kepadanya, “ berapa lama sebaiknya seorang mengkhatamkan al qur’an ? Rasulullah menjawab : satu kali dalam satu bulan”abdullah bin umar menjwab “ aku mampu untuk lebih dari satu kali khatam dalam satu bulan, Rasulullah berkata lagi “ kalau begitu bacalah dalam satu pekan” tetapi Abdullah bin Umar masih mengatakan bahwa dirinya masih mamou membaca seluruh Al qur’an lebih cepat dari satu pekan. Kemudian Rasul mengatakan” kalau begitu,bacalah dalam tiga hari”.

Ketiga, ketika berpuasa tidak menghalangi seseorang dari penyimpangan mulut seperti membicarakan keburukan orang, mengeluarkan kata-kata kasar, membuka rahasia, mengadu domba berdusata dan sebagainya. Hakikat puasa tidak terleak pada menahan lara dan dahaga semata, melainkan mengajak pelakunya untuk bisa manahan diri dari berbagai penyimpangan, salah satunya yang dilakukan oleh mulut. Rasulullah saw menyatakan bahwa dusta akan menjadikan puasa sia-sia (HR. Bukhari)

Keempat, Ketika puasa tidak bisa menjadikan palakunya berupaya memelihara mata dari melihata yang haram. Mata adalah penerima informasi paling efektif yang bisa memberi rekaman dalam otak dna jiwa seseorang.Memori informasi yang tertangkap oleh mata, lebih sulit terhapus ketimbang informasi yang diperoleh melalui indera lainya.Karenanya , emmelihara mata menaji sangat penting untuk membersihkan jiwa dna pikiran adri berbagai kotoran, salah mengarahkan pandangan,bila terus berulang akan menumbuhkan suasana kusam dan tidak nyaman dalam jiwa dan pikiran. Ini sebabnya mengapa islam mewasiatkan sikap hati-hati menggunakan mata.

Kelima,Ketika malam Ramadhan menajdi tidak ada bedanya dengan malam-malam sleian malam Ramdhan. Salah satu diri khas bulan Ramadhan adalah Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menghiupkan malam dengan shalat dan do’a-do’a tertentu

6. Sodakoh

7. ketika berbuka dipake untuk balas dendam

8. ketka menjelang idul fitri di pake untuk persiapan fisik

9. ketika idul firti untk merdeka

10. ketiak pasca ramadhan ridak ada yang berbekas

No comments: